Okii's blog ^^ just a simple blog ...

Okii's blog ^^ just a simple blog ...

Kamis, 01 Desember 2011

Penjumlahan dan Perkalian Matriks Ordo 2x2

program matrik;
uses crt;

var mat1, mat2, jml, kali : array[1..2,1..2] of integer;
    i, j, k : integer;

begin
    clrscr;
    writeln('Input Matrik 1');
    writeln('--------------');
    writeln;
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
          write('[',i,',',j,'] = ');
          readln(mat1[i,j]);
       end;
    end;

    writeln;
    writeln('Input Matrik 2');
    writeln('--------------');
    writeln;
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
          write('[',i,',',j,'] = ');
          readln(mat2[i,j]);
       end;
    end;

    writeln;
    writeln('Tekan enter untuk melihat data...');
    readln;

    clrscr;
    writeln('Matrik 1');
    writeln('--------');
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
          write(mat1[i,j],'  ');
       end;
       writeln;
    end;

    writeln;
    writeln('Matrik 2');
    writeln('--------');
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
          write(mat2[i,j],'  ');
       end;
       writeln;
    end;

    writeln;
    writeln('Hasil Penjumlahan Matrik Adalah');
    writeln('-------------------------------');
    writeln;
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
         jml[i,j]:=mat1[i,j] + mat2[i,j];
         write(jml[i,j],'  ');
       end;
       writeln;
    end;

    writeln;
    writeln;
    writeln('Hasil Perkalian Matrik Adalah');
    writeln('-----------------------------');
    writeln;
    for i := 1 to 2 do
    begin
       for j := 1 to 2 do
       begin
         kali[i,j] := 0;
         for k := 1 to 2 do
         kali[i,j] := kali[i,j] + mat1[i,k] * mat2[k,j];
         write(kali[i,j],'  ');
       end;
       writeln;
    end;
    readln;
end.

Selasa, 04 Oktober 2011

Sejarah Okokan


Okokan adalah salah satu kesenian tradisional yang berada di lereng daerah wisata Bedugul, yaitu di Desa Adat Mayungan, dengan ketinggian daerah 800 meter di atas permukaan laut. Desa ini merupakan desa tua, yang berdiri pada zaman kerajaan Raja Jaya Pangus.


Dahulu oleh penduduk desa, Okokan diberi nama Bandungan. Alat ini dipakai oleh petani untuk mengalungi ternaknya (sapi), lebih-lebih setelah para petani habis membajak tanahnya, dan kegiatan di lading sudah tidak ada, maka diselenggarakanlah balapan sapi yang memakai Bandungan. Secara religious alat ini juga dipakai untuk mengusir roh-roh jahat, terbukti setiap sehari sebelum Hari Raya Nyepi alat ini dipakai untuk ngerebeg keliling desa. Sehingga sampai sekarang alat ini selalu dipakai untuk sarana pengerebegan baik saat-saat ada upacara mecaru agung seperti mebalik sumpah maupun acara agama lainnya.
Untuk mengembangkan adat seni dan budaya, maka tahun 1980, diorganisirlah dalam bentuk sekehe. Lebih-lebih mendapat respon positif dari Ketua ASTI, Bapak Prof. DR. I Made Bandem waktu itu, sehingga akhirnya terbentuklah Sekehe Okokan Werdha Budaya.
Kesenian Okokan terdiri dari beberapa alat musik tradisi yang diambil dari alat-alat yang dipakai para petani seperti :
1.      Okokan yaitu kalong keroncongan sapi
2.      Teng – teng yaitu bekas cangkul petani
3.      Kulkul yaitu alat yang dipakai untuk menghalau burung atau tetengeran di ladang oleh petani.
Gambelan Okokan juga dilengkapi alat-alat musik Bali lainnya untuk menambah indah dan uniknya suara Okokan, antara lain gong, kendang, tawa-tawa, dan lain-lainya.

 
            Disamping pada acara-acara religius Okokan juga dipentaskan saat-saat ada event-event di tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti Pesta Kesenian Bali, Parade senja dan lain-lain. Bahkan sering juga dipentaskan di Hotel untuk menghibur para tamu yang ingin menikmati kesenian tradisi. Dalam pementasan kesenian okokan mengambil cerita Cupak, dimana diceritakan di suatu wilayah terkena bencana gering karena ulahnya Garuda. Okokan dipakai warga untuk ngerebeg, dan berkat bantuan Cupak, Garuda bisa dikalahkan sehingga wilayah itu menjadi aman dan tentram.



                                                            SEKEHE OKOKAN
                                                            W E R D H A  B U D A Y A
                                                            Desa Adat Mayungan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan

Minggu, 04 September 2011

Desa Wisata Panglipuran, Bangli.

Kehadiran desa Panglipuran sebagai desa wisata telah menjadi inspirasi bagi desa lain di Kabupaten Badung dan sebagainya. Bila kita berkunjung ke desa Pengelipuran, kesan unik nan asri akan kita rasakan. Pasalnya, tatanan bangunan yang menjadi ciri khas, desa tradisional Pengelipuran masih tertata rapi hingga saat ini. Corak pintu gerbang atau yang disebut dengan “angkul angkul” terlihat seragam satu sama lainnya. Penampilan fisik desa adat juga sangat khas dan indah. Jalan utama desa adat berupa jalan sempit yang lurus dan berundag-undag. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh desa adat Penglipuran adalah adatnya yang unik serta tingginya frekuensi upacara adat dan keagamaan.

Meski desa adat penglipuran saat ini sudah tersentuh modernisasi yakni perubahan kearah kemajuan namun tata letak perumahan di masing masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Bahkan, generasi muda Penglipuran tetap berkomitemen melestarikan tradisi yang mereka warisi dan para leluhurnya. Rumah masing masing keluarga hampir seragam mulai dari pintu gerbang, bangunan suci (merajan) dapur, tempat tidur, ruang tamu, serta lumbung untuk menyimpan padi.
Antara satu rumah dengan rumah lainnya, terdapat sebuah lorong yang menghubungkannya sebagai tanda keharmonisan mereka hidup bermasyarakat. Menurut Ketua Adat Pengelipuran, seiring modernisasi sejumlah perubahan juga terjadi di Pengelipuran. Salah satunya, tembok pekarangan yang dulunya semua dibuat dari tanah liat dengan bentuk dan warna seragam. Kini, sejumlah warga sudah merenovasi dengan batako, maupun tembok asab. Meski demikian, disebutkan, sesuai awig-awig ada bangunan yang sama sekali tidak boleh dirubah yakni bangunan dapur, bale delod dan angkul-angkul. Tiga bangunan itu, walau direhab/direnovasi wajib menggunakan bahan bambu sampal sekarang. Bahan baku bambu untuk atap tersedia dalam jumlah banyak. Sebab, hutan bambu tumbuh subur di desa adat Panglipuran. Desa adat Penglipuran mempunyai hutan bambu yang cukup luas. Keadaan hutan yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Sampai saat ini desa wisata Penglipuran ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tak jarang. mereka datang adalah dari kalangan ilmuwan atau mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di desa adat Penglipuran.

Desa adat Penglipuran tepatnya berada di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, kurang lebih 45 km dan Kota Denpasar. Apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor akan menempuh kurang lebih satu jam perjalanan. Terletak di ketinggian 700 diatas permukaan laut, menjadikan udara di desa adat Penglipuran tergolong dingin. Keasrian desa adat penglipuran dapat dirasakan mulai dari memasuki kawasan pedesaan. Balai masyarakat dan fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan, semakin menambah keasrian alam pedesaan. Desa adat Ppenglipuran merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dan struktur desa tradisional sehingga mampu menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dan struktur desa, tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun temurun. Areal pemukiman serta jalan utama desa adat penglipuran adalah areal bebas kendaraan terutama roda empat/mobil. Disebutkan, kata Penglipuran berasal dan kata penglipur yang artinya penghibur, karena semenjak jaman kerajaan tempat ini adalah salah satu tempat yang bagus untuk peristirahatan. Selain itu, kata penglipuran juga dipercaya berasal dan kata Pengeling Pura yang berarti sebagai tempat yang suci untuk mengingat para leluhur.

Sesuai dengan kosep yang ada, desa adat Pengipuran dibagi menjadi tiga bagian yaitu bangunan suci yang terletak di hulu, perumahan di tengah dan lahan usaha tani di pinggir atau hilir. Di Pura Penataran masyarakat desa adat Penglipuran memuja Dewa Brahma manifestasi Ida Sang Hyang Widi sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Dan masyarakat desa adat Penglipuran percaya bahwa leluhur mereka berasal dan Desa Bayung Gede, Kintamani.

Senin, 29 Agustus 2011

Desa Wisata Antapan .. ^^

DESA WISATA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN
Dengan banyaknya usaha – usaha paket wisata yang ada di Bali maka, pemerintahan desa membentuk Pokdarwis guna menjual potensi desa yang ada demi untuk meningkatkan kesejahteraan melalui usaha wisata budaya dan agrowisata, termasuk juga ekowisata.
Diharapkan kedepannya dengan adanya desa wisata ini adalah menjadikan Desa Antapan maju di bidang pertanian yang bersinergi dengan pariwisata tanpa meninggalkan adat dan budaya yang adi luhung.

View rice field


Desa Wisata Antapan terletak di perbatasan :
Sebelah Utara : Hutan lindung Bedugul
Sebelah Timur : Kecamatan Petang Badung
Sebelah Selatan : Desa Mekarsari
Sebelah Barat : Desa Batunya
Desa ini berada di ketinggian 600-800 m dari permukaan laut, dengan suhu udara 18-24® C sehingga temperatur udara cukup dingin.


Mata Pencaharian Penduduk
Umumnya masyarakat desa Antapan bermatapencaharian sebagai petani. Khususnya tanaman sayur mayur dan bunga.

Produk Wisata yang Ditawarkan
Desa Antapan menampilkan :

kebun bunga




rice field





kebun bunga


1.      1. Wisata alam.
Hijaunya pegunungan dan indahnya teras sawah amat menarik untuk dijual kepada wisatawan.
1.      2. Wisata Seni dan Budaya
Banyaknya ada seni tradisi yang perlu dilestarikan dan dipentaskan kehadapan wisatawan, seperti okokan yang sudah sering pentas dihadapan tamu mancanegara.
1.      3. Wisata Spiritual
Menyimpan tempat-tempat spiritual seperti Pura Panataran Agung, merupakan pura tua zaman raja Jayapangus yang didirikan sekitar 850 tahun yang lalu, Pura Rare Angon, Pura Banua, dan lain-lainnya.
1.      4. Wisata Education / Pendidikan
Para wisatawan bisa melihat langsung para petani menanam, memetik dan melihat langsung tanaman sayuran yang biasa dikonsumsi oleh para wisatawan mancanegara.

Paket Wisata

1.      Paket 1
Traking sepanjang 5 km melewati lembah, teras rice field, snack, kesenian okokan, makan siang. Perjalanan 1,5 jam.
2.      Paket 2
Traking kira-kira 5 km, suguhan snack, menikmati indahnya alam, kebun bunga, kegiatan para penduduk desa, makan siang, dan mmenikmati kesenian okokan. Perjalanan 1,5 jam
3.      Paket 3
Wisata spiritual.
4.      Paket 4
Traking diatas 10 km

RATE PAKET WISATA
NO
JENIS
HARGA(rp)
1
SNACK
5.000
2
MAKAN SIANG(Ns.kotak)
30.000
3
PEMANDU
100.000
4
OKOKAN
1.500.000
5
UPAKARA/PEMANGKU
100.000
6
TEMPAT KEGIATAN
500.000
7
KEBERSIHAN
200.000
8
SOUND
300.000
9
TRANSPORT
 325.000/MOBIL(17 OR)

 Itulah produk dan paket wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Antapan. Bagi yang berminat untuk melakukan grup traking, silahkan menghubungi email ini okidharmapertiwi@ymail.com. Terima kasih !!