Okii's blog ^^ just a simple blog ...
Senin, 17 Oktober 2011
Selasa, 04 Oktober 2011
Sejarah Okokan
Okokan adalah salah satu
kesenian tradisional yang berada di lereng daerah wisata Bedugul, yaitu di Desa
Adat Mayungan, dengan ketinggian daerah 800 meter di atas permukaan laut. Desa
ini merupakan desa tua, yang berdiri pada zaman kerajaan Raja Jaya Pangus.
Dahulu oleh penduduk desa,
Okokan diberi nama Bandungan. Alat ini dipakai oleh petani untuk mengalungi
ternaknya (sapi), lebih-lebih setelah para petani habis membajak tanahnya, dan
kegiatan di lading sudah tidak ada, maka diselenggarakanlah balapan sapi yang
memakai Bandungan. Secara religious alat ini juga dipakai untuk mengusir
roh-roh jahat, terbukti setiap sehari sebelum Hari Raya Nyepi alat ini dipakai
untuk ngerebeg keliling desa. Sehingga sampai sekarang alat ini selalu dipakai
untuk sarana pengerebegan baik saat-saat ada upacara mecaru agung seperti
mebalik sumpah maupun acara agama lainnya.
Untuk mengembangkan adat seni
dan budaya, maka tahun 1980, diorganisirlah dalam bentuk sekehe. Lebih-lebih
mendapat respon positif dari Ketua ASTI, Bapak Prof. DR. I Made Bandem waktu
itu, sehingga akhirnya terbentuklah Sekehe Okokan Werdha Budaya.
Kesenian Okokan terdiri dari
beberapa alat musik tradisi yang diambil dari alat-alat yang dipakai para
petani seperti :
1. Okokan
yaitu kalong keroncongan sapi
2. Teng
– teng yaitu bekas cangkul petani
3. Kulkul
yaitu alat yang dipakai untuk menghalau burung atau tetengeran di ladang oleh
petani.
Gambelan Okokan juga dilengkapi alat-alat musik Bali
lainnya untuk menambah indah dan uniknya suara Okokan, antara lain gong, kendang,
tawa-tawa, dan lain-lainya.
Disamping
pada acara-acara religius Okokan juga dipentaskan saat-saat ada event-event di
tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti Pesta Kesenian Bali, Parade senja dan
lain-lain. Bahkan sering juga dipentaskan di Hotel untuk menghibur para tamu
yang ingin menikmati kesenian tradisi. Dalam pementasan kesenian okokan
mengambil cerita Cupak, dimana diceritakan di suatu wilayah terkena bencana
gering karena ulahnya Garuda. Okokan dipakai warga untuk ngerebeg, dan berkat
bantuan Cupak, Garuda bisa dikalahkan sehingga wilayah itu menjadi aman dan
tentram.
SEKEHE OKOKAN
W
E R D H A B U D A Y A
Desa
Adat Mayungan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Langganan:
Postingan (Atom)